Kamis, 07 Juni 2012

PERAN TEKNOLOGI INFORMATIKA UNTUK BIDANG PERTANIAN

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK BIDANG PERTANIAN



           Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris. Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai petani.
       Dalam era globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap Teknologi Informatika Komputer merupakan keharusan yang tak lagi bisa ditawar. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. 
        Dalam sektor pertanian ini, peran TIK sangat diperlukan untuk keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya jumlah penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan semakin meningkat. Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak akan dapat hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat menjadi indikator keberhasilan suatu negara.

         Salah satu contoh pemanfaatan Teknologi informasi komputer adalah aplikasi SIG di bidang pertanian misalnya untuk prediksi produksi tanaman, pemetaan per-wilayahan komoditi dan identifi-kasi penyebaran pupuk. Di bidang kehutanan, untuk pemetaan hutan, evaluasi lahan kritis, perencanaan penebangan pohon untuk industri hutan, perencanaan refo-restasi, dan visualisasi bentangan lahan. Untuk konservasi, SIG digunakan untuk pemetaan habitat flora dan fauna dan perencanaan kawasan konservasi. Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukan posisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS juga dapat digunakan untuk membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu wilayah, peta persebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain sebagainya.
       Modeling produksi tanaman merupakan salah satu contoh aplikasi SIG di bidang pertanian . Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panen berperan penting dalam menganalisis produksi musiman. Informasi hasil panen yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan oleh departemen pertanian berbagai negara. 
Penerapan SIG pada bidang pertanian dan khususnya pada bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan. Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan GIS dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemenfaatan GIS serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisifasi. Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh THailand. Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaan pengalengan jagung menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahan baku dan ada kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS.

sumber : http://nonaristi.blogspot.com/2010/06/bab-i-pendahuluan-1.html
              http://mikofrezzy.blogspot.com/2012/03/aplikasi-sistem-informasi-geografis-sig.html



Kamis, 01 September 2011

Suasana Hati Kuu ( diary depresiku.......)

suasana hati...
ada berbagai jenis suasana hati...
sedih.........
senang sembira.....

dan....



galau.................
............
.............
.............

dan saat ini yang kurasa..........






Jumat, 28 Januari 2011

identifikasi tumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
                        Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi jenis.
Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Tumbuhan yang ada di bumi ini beraneka ragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah dikenal dan ada pula yang tidak dikenal. Orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi dua kemungkinan:
a. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu berturu-turut dimasukkan kedalam kategori yang sama.
b. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam bejana yang berisi cairan pengawet, misalnya alkohol atau formalin. Oleh pelaku identifikasi spesimen yang belum dikenal itu melalui studi yang saksama kemudian dibuatkan deskripsinya disamping gambar-gambar terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya.
Identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal,tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain :
a. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli.
b. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
c. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora
d. Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan
e. Menggunakan lembar Identifikasi Jenis
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci yang dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh tepat. Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom).

B.     TUJUAN
1.      Mengenal nama jenis tumbuhan dengan melakukan identifikasi atau determinasi untuk tanaman tingkat rendah dan tingkat tinggi dengan menggunakan kunci determinasi.
2.      Dari hasil identifikasi mahasiswa dapat mengklasifikasi tumbuhan yang diperoleh dari hasil eksplorasi sesuai dari ciri-ciri yang ada.



BAB II
 BAHAN DAN ALAT

A.Bahan
Tumbuhan hasil eksplorasi dari lapang
B.Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1.      Pisau
2.      Alat urai (jarum)
3.      Loupe
4.      Penggaris



BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

1.      Dimati bagian-bagian vegetative maupun generative dari tumbuhan yang telah dikoleksi.
2.      Mulai mencandra tumbuhan tersebut dengan menggunakan kunci determinasi, sehingga dapat diketahui nama famili.  Tabel ini disebut dikotomi (menggarpu), pada setiap nomor selalu disusun dua pertanyaan a dan b yang setiap kali merupakan  pertanyaan kebalikan.
3.      Dari beberapa karakter yang diamati, maka dapat diketahui sesuai dengan pertanyaan a atau b. Pada akhir pertanyaan didapatkan nomor yang baru yang menunjukkan arah berikutnya, dan seterusnya. Pada akhirnya akan ditemukan sebuah familia yang bernomor.
4.      Membaca dengan teliti uraian dan deskripsi dari familianya dan membandingkan uraian tersebut dengan tanamannya, untuk meneliti apakah uraian tersebut cocok.
5.      Memulai dengan tabel untuk menentukan nama genus, dan seterusnya sehingga ditemukan nama spesiesnya.
6.      Pada akhir kegiatan, mencantumkan tanah asal, tempat tumbuh dan tinggi letak di atas permukaan laut juga nama daerahnya.
7.      Lakukan klasifikasi dari hasil identifikasi untuk divisi Bryiophyta, Pterydophyta, Spermatophyta, sampai tingkat spesies.



BAB IV
HASIL PRAKTIKUM


1.    Lantana camara
Langkah deskripsi : : 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42b, 43a, 44b, 45b, 48a.
Famili : Verbenaceae
1.     Spinifex littoreus Mer.
Langkah deskripsi : 1b, 2b, 3b, 4a, 5a.
Famili : Gramineae
2.    Pleomele elliptica
Langkah deskripsi : 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11a, 67b, 69b, 70b, 71b, 72b, 73b, 76b, 77a, 78b.
Famili : Liliaceae
4.  Ophioglossum reticulatum
Langkah deskripsi : 1a, 17b, 18b, 19b, 22a.
Famili : Ophioglossaceae
5.        Selaginella ciliaris
Langkah deskripsi : 1a, 17b, 18b, 19a, 20a, 21a.
Famili : Selaginellaceae



BAB V
PEMBAHASAN

                              Identifikasi tumbuhan merupakan cara untuk menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum ada nama ilmiahnya, atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
Praktikum kali ini, hasil tersebut dapat diketahui tentang nama familinya, dan informasi untuk mengetahui nama spesisnya. Data tersebut sebagai berikut, antara lain:
a.       Spinifex littoreus Mer.
Langkah Deskripsi :
Ø  1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga.
Ø  2b.  Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun)
Ø  3b.  Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut diatas.
Ø  4a.  Bangsa rumput atau yang menyerupainya. Daun mempunyai tulang daun sejajar atau melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelepah. Bunga-bunga merepakan bulir, terdapat di ketiak sekam (sisik tipis).
Ø  5a.  Batang bulat atau kadang-kadang sedikit pipih. Ibu tangkai karangan bunga kebanyakan berbuku. Lidah atau karangan rambut pada batas antara pelepah dengan helaian daun kerap kali kelihatan jelas. Ujung sekam kadang-kadang berjarum. Sekam tidak pernah tersusun spiral.
(Famili : Gramineae)
Rumput berumur satu tahun dengan pangkal batang merayap, kerap kali bercabang; tinggi 0,1-0,6 m. Bulir 1-7 (kerapkali 3-6) menjadi satu, akhirnya menjauh horizontal, dengan tangkai berambut panjang, sangat pendek, 1-4,5 cm. Poros bulir berlunas. Anak bulir berdiri sendiri, duduk, berseling kiri dan kanan dari lunas, sangat pipih, berjejal rapat menjadi keseluruhan bentuk sisir, panjang dan lebar 3-5 mm. Sekam tetekan kuat bentuk perahu, kerapkali merah kecoklatan. Benang sari 3; kepala sari kecil, kuning. Tangkai putik 2; kepala putik sempit, putih. Terutama di daerah dengan musim kemarau yang tegas, di tempat yang cerah matahari; 1-400 m.
b. Pleomele elliptica
Langkah Deskripsi :
Ø  1b: tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik tumbuh- tumbuhan berbunga .
Ø  2b:tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang,poros daun atau tangkai daun.
Ø  3b:daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut diatas.
Ø  4b: tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput daun dan(atau) bunga  berlainan dengan yang diterangkan diatas.
Ø  6b :dengan daun yang jelas.
Ø  7b :bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau  yang menyerupainya.
Ø  9b :tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit.
Ø  10b: daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet.
Ø  11a :tulang daun dan urat daun sejajar satu dengan lainnya  menurut panjang daun,tebal tulang daun,urat daun kerp kali hanya berbeda sedikit.daun kebanyakan berbentuk garis sampai langset,kerap kali tersusun dua garis.pangkal daun kerap kali jelas dengan pelepah yang memeluk batang.bunga kerap kali berbilangan tiga.kebanyakan berupa herba dengan akar rimpang,umbi atau umbi lapiss(golongan 5).
Ø  67.b.Tepi daun rata atau berduri temple sangat kecil
Ø  69.b.Daun tidak merupakan karangan
Ø  70.b. Daun lain
Ø  71. b.jika mempunyai batang, tidak memutar demikian
Ø  72.b.Tidak terdapat akar udara demikian
Ø  73.b. Tumbuhan lain
Ø  76.b. Rumput-rumputan (herba), jarang perdu.Bunga berkelamin 2.Daun tersebar
Ø  77.a. Bakal buah menumpang
Ø  78.b. Pangkal daun tidak mempunyai pelepah demikian.Bunga tidak pernah keluar diantara lipatan pelindung yang berbentuk tudung, putih atau putih kehijauan.Rumput-rumputan(herba) yang kuat perdu.
( Famili : Liliaceae )
                     Herba atau perdu, jarang pohon, kerap kali dengan akar rimpang di bawah tanah, umbi atau umbi lapis. Daun duduk pada akar atau pada batang diatas tanah. Bunga beraturan, kerap kali berkelamin dua. Daun tenda bunga kebanyakan 6, kadang-kadang 8. Benang sari biasanya bebas.
                     Perdu tinggi 0,1-3. Ranting jelas mempunyai tanda bekas daun jatuh. Daun mengumpul rapat pada ujung ranting. Tersebar hamper berhadapan.tangkai dan batang memeluk batang,
c. Lantana camara
      Langkah-langkah :
Ø  1. b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .
Ø  2.b.  Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun.
Ø  3.b.  Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut di atas.

Ø  4. b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas .
Ø  6. b. Dengan daun yang jelas .
Ø  7. b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya.
Ø  9.a.   Tumbuh-tumbuhan memanjat atau membelit (golongan 4).
Ø  41.b.  Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dengan akar udara. Daun tidak cylindris.
Ø  42.b.  Tumbuhan tidak demikian.
Ø  43.a.  Daun berhadapan atau dalam karangan.
Ø  44.b.  Daun tunggal. .
Ø  45.b.  Bertulang menyirip. .
Ø  48.a.  Tumbuhan berduri tempel (pendek). Bunga bulir pendek menyerupai bongkol. Buah batu.
                        Perdu yang bercabang banyak, tinggi 0,5-5 m. batang segi empat, yang muda penuh dengan rambut, kelenjar kecil dan selalu denagn duri, kadang-kadang kecil, daun bertangkai sangat panjangbulat telur dengan pangkal yang tumpul. Dan ujung yang runcing, bergerigi.
d. Selaginella ciliaris
Langkah-langkah :
Ø  1a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya tidak ada benang sari atau putik dan perhiasan bunga.Tumbuh-tumbuhan berspora(gol.1).
Ø  17.b. Tumbuh-tumbuhan darat atau rawa, berakar di tanah.
Ø  18.b. Daun-daun lain macamnya.
Ø  19.a.Daun paling panjang 2 cm, berbentuk sisik, lanset atau uncek.bagian yang fertil dari tumbuhan sedikit banyak mirip dengan bulir.Sporongia terdapat di ketiak daun batang, atau juga di sisi bawah dari sisik berbentuk perisai.
Ø  20.a.  Batang berbuku dan berongga di tengah.daun sangat kecil,berbentuk sisik duduk dalm karangan dan tumbuh saling melekat menjadi pelepah.
Ø  21.a.  Cabang batang mempunyai dua baris daun kecil, yang hanya terdapat padaa sisi atas atau muka dan 2 baris daun yang lebih besar dan datar disebelah kiri dan kanan, sehingga suatu cabang jelas memperlihatkan sisi atas dan sisi bawah.
 (Family : Selaginellaceae)
                       Rumput-rumputan merayap.Cabang hampir selalu bercabang berbentuk menyirip, tidak jauh berbada dangan batang utama.Daun samping mudah rontok,bulat telur memanjang menyerong, dengan pangkal daun sedikit banyak berbangun jantung dengan sisi tidak sama besar tanpa ujung yang menyolok panjang2-3mm,daun dari baris teratas lebih kecil melekat,menutup semacam genting,bulat telur panjang dengan lancip.Daun yang fertil berjejal rapat,dari baris teratas menyorong kesamping,dari baris kebawah melekat,lebih pendek.Dari dataran sampai 1.200 m,pada lapangan rumput yang tidak begitu kering dan tegalan yang ditinggalkan.
e. Ophioglossum reticulatum
Paku tanah yang tegak,tinggi 5-35 cm.Akar berbentuk tali,kerapkali pada suatu jarak dari tanaman induk membuat individu baru.Akar rimpang pendek.Daun berjumlah sedikit,agak berdaging,terkumpul rapat,tumbuh dari akar rimpangg,sebagian fertile,sebagian steril.Spongaria tersusun dalam 2 baris yang berhadapan dan rapat pada poris bulir,membuka melintang.Bulir berdiri sendiri pada bagian daun yang steril,panjang 1-45cm,tangkai bulir 1,5-1,8cm,tumbuh dari tempat sedikit dibawah bagian bagian bawah yang steril.Bagian daun steril bulat telurtepi rata,dengan pangkal daun yang membuat lebar,tumpul atau berbentuk jantung yang lemah,1,5-9kali 1-4,5cm,tangkai daun 1-15c,makin ke atas menebal.
 Langkah deskripsi :
Ø  1.a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya tidak ada benang sari atau putik dan perhiasan bunga. Tumbuh-tumbuhan berspora.(golongan 1) ) .
Ø  17.b. Tumbuh-tumbuhan darat atau rawa, berakar di tanah) .
Ø  18.b. Daun-daun lain macamnya.
Ø  19.b. Daun lebih besar dan lain bentuknya. Bagian yang fertil berbentuk bulir atau tidak. Sporangia tidak demikian letaknya.
Ø  22.a. Daun terdiri dari bagian fertil yang berbentuk bulir, yang tumbuh dari kaki bagian yang steril, yang bentuknya seperti daun bulat telur dan tepinya rata. Sporangia sangat rapat terkumpul dalam barisan.
Ø  5.a. Batang bulat atau kadang-kadang sedikit pipih. Ibu tangkai karangan bunga kebanyakan berbuku. Lidah atau karangan rambut pada batas antara pelepah dengan helaian daun kerap kali kelihatan jelas. Ujung sekam kadang-kadang berjarum. Sekam tidak pernah tersusun sepiram.



BAB VI
 KESIMPULAN

Identifikasi tumbuhan berguna untuk mengenal nama jenis tumbuhan yang tergolong tumbuhan tingkat rendah. Untuk mengenal nama jenis tumbuhan yang tergolong tumbuhan tingkat tinggi dengan cara  menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi dari tingkat divisi hingga ke tingkat spesiesnya.


DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K. 1950. De Nuttige Platen van indonese. N. V. Uitgeverij. Van houve, Graven:Bandung
Steenis,C.G.G.J.1981.Flora Untuk Sekolah Di Indonesia.PT. Pradnya Paramita:Jakarta
Tjitrosoepomo,G.1981.Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus).Bhratara Karya Aksara:Jakarta